TANGSEL - Sampahku-tanggung jawabku adalah slogan yang tepat untuk kita terapkan di kehidupan sehari-hari, dengan pengorganisasian-pengolahan pemanfaatan sampah/limbah. Meminimalkan sampah salah satu cara dimulai dari diri sendiri, rumah, sekolah dan tempat kerja kita. Mengambil makan secukupnya, menghabiskan makan yang diambilnya sendiri adalah salah satu bentuk tanggungjawab kita.
Untuk hal itu SMPK BPK Penabur Bintaro bekerjasama dengan Penggiat Lingkungan Tangsel yang juga merupakan Mitra dari DLH Tangsel, menggelar Workshop Pengelolaan Sampah Terpadu, acara berlangsung di Aula TK BPK Penabur Bintaro Jaya, Tangsel pada hari Selasa sekitar pukul 07.30 Wib s/d selesai. (06/12/23).
Hadir dalam giat Workshop Pengelolaan Sampah Terpadu, antara lain :
- Perwakilan dari sekolah
- Para Guru Pendamping
- Wali Kelas 7, 8 dan 9
- Siswa siswi Kelas 7, 8 dan 9
Baca juga:
Amsakar Tinjau Kebakaran di Sagulung
|
Dengan Narasumber dan pemberi materi dari Penggiat Lingkungan Tangsel, antara lain :
1. Andi Wijaya
2. Ismuniati
3. Maryam
4. Anjar
5. Veronika
Materi yang diberikan meliputi :
- Pengelolaan Sampah Anorganik (Bank Sampah)
- Pengelolaan Sampah organik (Bio Konversi Maggot, Eco Enzyme, Komposter, Biopori).
Penggiat Lingkungan Tangsel Andi Wijaya mengatakan, sebagai narasumber saya mewakili rekan - rekan yang lain sangat senang dan apresiasi kepada pihak sekolah yang telah menyelengarakan workshop terkait pengelolaan sampah terpadu ini, dikarenakan dengan kondisi TPA Cipeucang yang sudah overload dan permasalahan persampahan yang masih menjadi momok dilingkungan Kota Tangsel pada umumnya.
Maka menjadi penting kegiatan-kegiatan workshop seperti ini dimana kita dapat mengajarkan secara intensif mengenai pengelolaan sampah dari sumbernya dengan kampanye "PILSADAR" yang selalu kita sampaikan kepada anak-anak semoga dapat menjadikan ini sebuah lifestyle di kalangan generasi gen z.
Dan dengan semakin banyaknya workshop seperti ini yang diadakan di sekolah - sekolah adiwiyata, mudah - mudahan kedepannya akan banyak generasi muda yang mulai peduli dengan permasalahan lingkungan dan permasalahan sampah khususnya, kami juga berharap materi - materi tentang evironment etic/etika lingkungan sudah mulai dimasukan dalam kurikulum sekolah, " ucap Andi Wijaya.
"Kanti guru SMPK Penabur Bintaro, kami sering melakukan program seperti ini untuk lingkungan dan mendukung menjadi sekolah adiwiyata. Sekolah adiwiyata yang ramah lingkungan diantaranya bersahabat dengan alam, mendidik para siswa menjaga kebersihan, tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar".
Harapannya, bisa bersahabat dengan alam harus dijaga lingkungan supaya generasi berikutnya tetap peduli menjaga lingkungan yang baik.
Ditempat yang sama Estu bagian kesiswaan SMPK Penabur Bintaro mengatakan salah satu projek mereka memakai eco enzyme, bagaimana membuat eco enzyme memanfaatkan limbah yang bisa digunakan memiliki ekonomi tambah.
Kegiatan sosialisasi penyuluhan sampah ini sangat mendukung terhadap projek para siswa yang lakukan tahapannya sudah benar, program sekolah kita menjadi sekolah Adiwiyata, " lanjutnya.
"Kami memiliki program sosial yaitu kegiatan kesiswaan bagian mengelola sampah yang ada di sekolah dan sampah sudah di pilah sesuai jenisnya. Tetapi saat ini belum bisa terealisasi mau dibawa kemana, melalui sosialisasi dari penggiat para siswa sudah mengerti sampah. Mereka akan memilah sampah organik, non organik ataupun sampah medis yang tidak bisa dikelola akan memisahkan dan masuk ke bank sampah, " tutup Estu. (Hendi)